Kamis, 02 September 2010

IBU YANG TERUS BELAJAR






Peran sorang ibu dalam keluarga memang tidak perlu di pertanyakan lagi keutamaannya. Ibu ditakdirkan sebagai “ penyempurna” kehidupan. Oleh karena itu, Islam sangat memuliakan kedudukan para ibu di bawah bimbingan Alquran dan sunnah Rasulullah SAW sebagai mana firman Nya “ Dan kami perintahkan kepada manusia  agar berbuat baik kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun. Bersyukurlah kepada-ku dan kepada kedua orang tua-mu. Hanya kepada-Ku lah kembalimu” (Q.S. Lukman 31:14)

Peran seorang ibu tentu tidak hanya mengandung. Lebih dari itu, masih banyak tugas yang menanti dihadapan dalam memperbesar sang buah hati titipan Ilahi. Ibu mempertaruhkan hidupnya untuk sebuah kehidupan yang baru yang dari dadanya dialiri air susu yang menghidupkan, sehingga apabila semua pengorbanannya itu dilakukan dengan iklas, insya Allah ia layak memperoleh kemuliaan di dunia dan akhirat.

Kehadiran ibu memeng sungguh sangat dirindukan oleh keluarga dan orang-orang di sekitarnya karena mampu memberikan kesejukan dan ketentraman . disamping itu, seorang ibupun dituntut untuk dapat menjalankan beberapa peran lain agar roda kehidupan rumah tanganya berjalan sesuai dengan harapan bersama.dalam kehidupan. Seorang ibu tentunya tidak berkutat dengan keluarganya saja. Hubungan sosial dengan keluarga yang lain dan masyarakat sekitar juga diperlukan.

Sejarah Islam sendiri menunjukkan betapa banyak muslimah yang berperan besar dalam mendakwahkan Islam kepada masyarakat. Mereka telah mengorbankan tenaga, pikiran, harta, bahkan jiwa demi kejayaan din Allah yang amat mulia itu. Pengorbanan mereka tidak sia-sia karena Allah adalah tujuannya. Hal ini membuktikan eksistensinya dalam perjuangan Islam sangatlah berpengaruh.

Ibu memeng sudah unik dan istimewa. Dia memiliki kelembuatan yang mampu menebus hati yang sangat keras sekalipun. Dia memiliki kekuatan yang luar biasa untuk menjalin fase-fase kehidupan yang pasti akan dihadapi secara bertahap dalam dunia ini. Tidak cukup hanya melahirkan, dia harus mampu melahirkan generasi baru yang benar-benar menjadi harapan masa depan.

Sunguh peran seorang ibu sangat luar bias. Dibalik tutur kata ibu yang lembut, tersimpan sejuta semangat dan pengorbanan yang tiada batas demi keluarga tercinta. Meskipun perjalanan kehidupan ini tidak mudah seorang itu selalu yakin akan datangnya nikmat Allah karena dibalik setiap kesulitan selalu datang kemudahan. Kesabaran ibu yang luar biasa inilah yang akan berubah pahala baginya kelak.

Dengan demikian, bagi para ibu khususnya,juga kaum perempuan pada umumnya marilah kita jauhkan hati ini dari penyakit-penyakit yang bisa merusaknya karena seorang ibu adalah panutan dan contoh bagi anak-anaknya. Berlindunglah segala sesuatau kepada Allah SWT dari godaan setan yang selalu menganggu.
Tentu saja untuk menghadapi berbagai fenomena dalam kehidupan ini seorang ibu tidak boleh patah semangat untuk terus belajar. Bagaimanapun tatangan yang dihadapi dari waktu kewaktu kadang tidak mudah. Oleh karena itu, seorang ibu perlu belajar tiada henti untuk dapat mengatasinya . belajar adalah pintu untuk mendapatkan ilmu. Belajar bukan hanya didapat dari mendengar dan membaca saja, melainkan dengan cara melihat kejadian di sekeliling, dimanapun kita akan mendapatkan banyak hikmah dan pelajaran.

Setelah belajar, yang juga tak kalah penting adalah mengamalkannya. Seorang ibu yang rajin pergi kepengajian mendapatkan ilmu tentang kesabaran dalam medidik anak, tetapi begitu pulang kerumah  ia terus memarahi anaknya yang tidak mau belajar dan mengerjakan PR (pekerjaan rumah). Sayang sekali ilmu yang didapatkannya hilang begitu saja dan tidak diamalkan.

Sebagai mana yang diungkapkan oleh Ali Bin Abi Thalib r.a., “orang yang berilmu itu bukanlah orang yang banyak ilmu agamanya, melainkan orang yang paling banyak mengamalkan ilmunya, dan dengan ilmunya itu ia menjauhi apa-apa yang tidak disukai Allah Azza Wa jalla.

Kemuliaan seseorang di sisi Allah tidak berarti dimiliki oleh orang-orang yang ahli dalam ilmu agama saja, tetapi pada dasarnya orang tersebut memiliki kebiasaan dan kebeningan hati serta terus menjaga kedekatannya dengan Allah. Boleh jadi hal semacam itu dimiliki oleh ibu-ibu yang menyenangkan hati anaknya atau sebaliknya, anak-anak yang selalu menjaga perasaan ibunya.

Ibu yang bahagia, mari kita menjaga diri dari perbuatan maksiat sebagai bentuk ketaatan kita kepada Allah. salah satunya dengan melangkahkan kaki menuju majelis ilmu. Semoga dengan ketekunan dan keinginan kuat untuk terus menambah ilmu Allah melimpahkan kemuliaan kepada bagi kita semua sehinga kita pun mampu mendidik generasi penerus dengan lebih baik lagi. Amin.
           
PENYUSUN : ABU HAFSHA 
Download Artikel Di Atas Klik Disini 

Tidak ada komentar: