Kamis, 02 September 2010

RUHUL JIHAD

            Secara etimologis, roh berarti ghirah (semangat). Lebih luas dapat diartikan adalah suatu kekuatan yang tersimpan dalam diri seseorang sebagai pendorong atau penyemangat untuk melakukan aktivitas. Sementaara jihad berasal dari kata jaahada, yujaahidu, jihad. Artinya saling mencurahkan usaha, tenaga , pikiran.

Imam Anasaiburi dalam kitab tafsirnya menjelaskan kata jihad (menurut bahasa) yaitu mencurahkan segenap tenaga untuk memperoleh maksud tertentu. Ruhul jihad secara sederhana (umum) diartikan semangat juang atau kerja keras. Adapun pengertian secara Terminologi (istilah) adalah mencurahkan segenap kemampuan dan tenaga secara lahir batin untuk berjuang dijalan Allah, agar tercapai kedamaian dan ketentraman dalam naungan dan ridlo-Nya.

Ruhul jihad diibaratkan roh itu jiwa, sedangkan jihad itu raga/jasad. Ruhul jihad laksana satu tubuh yang menjadi satu kesatuan tak terpisahkan antara jasad dan roh. Jasad yang tidak memiliki roh, artinya ia telah mati. Maka manusia yang tidak memiliki ruhul jihad, artinya ia telah mati daya juangnya, telah hilang manfaat dalam dirinya.

Pengertian dan pemahaman jihad di masyarakat kita sekarang telah mengalami pergeseran makna. Jihad identik dengan perang dengan senjata . Padahal jihad yang dimaksud adalah bagaimana berjuang mengendalikan diri sendiri melaksanakan ketaatan terhadap perintah Allah dan Rosul-Nya serta menjauhkan diri dari berbagai pengaruh dan godaan, jangan sampai terjerumus kedalam dosa dan maksiat. Perjuangan ini sangat berat. Berjihad secara konsisten dan berkesinambungan, tetunya memerlukan pengorbanan yang sangat mahal.

Alquran telah mengarahkan makna jihad yang lebih spesifik, yaitu mencurahkan segenap tenaga untuk berjuang (berjihad) dijalan Allah, baik langsung dengan cara mengeluarkan harta benda, pendapat, strategi dan sebagainya. Sebagai mana firman allah swt yang artinya,”Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang percaya (beriman) kepada Allah dan Rosul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjuang (jihad) dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar.”(QS.Al Hujurat :15).


Demikian pula dengan firmaman-Nya yang lain,”Sesungguhnya orang-orang yang beriman beriman dan berhijrah berjihad dengan harta dan jiwanya dijalan Allah dan orang-orang yang memberikan tempat kediaman dan pertolongan kepada orang-orang muhajirin, mereka itu saling melindungi, dan terhadap orang-orang yang beriman tetapi belum berhijrah, maka tidak ada kewajiban sedikitpun pun atasmu melindungi mereka, sebelum mereka berhijrah. Akan tetapi apabila mereka meminta pertolongan kepadamu dalam urusan pembelaan agama, maka kamu wajib memberikan pertolongan, kecuali kapada kaum yang telah ada perjanjian antar kamu dengan mereka. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” (QS.Al Anfal : 72).

MAkna jihad didalam Alquran memliki makna khusus dan umum. Makna khusus jihad berarti al-qitaal, al-harb, atau al-ghozwu, yaitu berperang dijalan Allah. Jihad didalam arti berperang merupakan jihad kecil. Adapu jihad besar adalah jihad melawan dan mengendalikan hawa nafsunya untuk mentaati perintah Allah dan Rosul-Nya dan menjauhi larngan-Nya. Sebagaimana sabda Rosululloh saw, “Al mujaahidu man jaahada nafsahu” yang artinya orang-orang yang berjihad dijalan Allah adalah orang-orang yang berjuang mengendalikan dirinya melawan hawa nafsunya dari apa yang dilarang Allah Swt.

Oleh sebeb itu, jihad terhadap diri sendirilebih didahulukan daripada jihad melawan orang-orang kafir dan hal tersebut merupakan fondasinya. Seorang hamba jika tidak brjihad terhadap dirinya sendiri dalam mentaati perintah Allah dan meninggalkan segala larangan dengan ikhlas karena-Nya, maka bagai mana mungkin dia bisa berjihad melawan orang-orang kafir.Bagai mana dia bisa melawan orang-orang kafir, sedangkan musuh (hawa nafsunya) yang berada di samping kiri dan kanannya masih menguasainya dan dia belum berjihat melawannya karena Allah. Tidak akan mungkin di keluar berjihad melawanmusuh (orang-orang kafir), sehingga dia mampu berjihad melawan hawa nafssunya untuk keluar berjihad. Karena itu, jihad melawan hawa nafsu merupakan jihad akbar.

Hawa nafsu itu merupakan pengaruh setan yang merasuk dalamdiri seseorang. Setan selalu menghadang, menipu, dan menggoda hamba,agar tidak berjihad melawan hawa nafsunya. Berjihad melawan hawa nafsu amatlah berat dan harus meninggalkan kelezatan dan kenikmatan (dunia).Oleh karenanya, jihad melawan hawa nafsu adalah fondasi dalamberjihad. Allah SWT berfirman “Sesungguhnya setan itu adalah musuh bagimmu, maka anggaplah ia musuh (mu), karena sesungguhnya setan-setan itu hanya mengajak golongannya, supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala.”(Q.S. fathir : 6)

Seorang hamba hendaknya mengerahkan segala kekuatan dalam memerangi setan, karena musuh tersebut tidak pernah lelah dan lemah untuk menyasatkan manusia sepanjang masa.
Penjelasan diatas memberikan gambaran bahwa jihad di bagi menjadi beberapa bagian.
1. Jihad melawan diri sendiri (hawa nafsu) dan hal ini terbagi lagi menjadi empat tingkatan. Pertama, berjihad dalam menuntut ilmu agama yang tidak akan ada kebahagiaan di dunia dan di akhirat kecuali denngannya. Barang siapa yang ketinggalan ilmu agama maka ia akan sengsara di dunia dan akhirat. Kedua, berjihad dalam mengamalkan ilmu yang dia pelajari. Ketiga, berjihad dalam dakwah (menyeru manusia) kepada ilmu tersebut dan mengajarkanya kepada yang tidak tahu. Jika tidak, maka dia termasuk orang yang menyembunyikan ilmu yang telah di turunkan Allah dan tidak akan brmamfaat ilmunya serta dia tidak akan selamat dari azab Allah.Keempat, berjihad dalam bersabar menghadapi rintangan di jalan dakwah serta gangguan mannusia karena Allah. JIka seorang hamba telah menyempurnakan keempat tingkatan ini, dia tergolong robbaniyyin (orang-orang yang memiliki sifat ketuhanan) . Para salaf dahulu telah sepakat bahwa sdorang alim tidak bisa dikatakan robbani sehingga dia tahu kebenaran, lalu mengamalkan dan mengajarkannya. BArang siapa mengetahui (kebenaran) lalu dia mengamalkan dan mengajarkannya, dia akan diberikan pujian di kalanan penghuni langit.
2. Jihad melawan setan, yaitu menolak dalam syubhat,(tidak jelashala/haram) dan keraguan dalam keimanan sereta menolak bisikan syahwat.
3. Jihad melawan orang-orang kafir dan munafik, yaitu jihad dengan hati, lisan, harta dan jiwa raga. Berjihad melawan orang-orang kafir lebih dikhususkan dengan tangan dan berjihad melawan orang-orang munafik lebih dikhususkjan dengan lisan.
4. Jihad melawan orang-orang zalim, ahli bid’ah, dan pembuat kemungkaran. Hal ini memiliki tiga tahapan. Dengan tangan biala mampu, jika tidak maka dengan lisan, jika tidak mampu juga maka dengan hati.
Barangsiapa yang mati dan tidak berjihad seta tidak pernah membisikan dalam dirinya untuk berjihad, maka dia mati dalam kemunafikan. Perintah jihad untuk melawan hawa nafsu dalam menaati Allah dan jihad melawan setan adalah fardu ‘ain, yang tidak bisa diwakilkan kepada siapapun. Adapun jihad melawan orang-orang kafir dan munafik adalah fardu kifayah. Masih adakah semangat kita untuk berjuang sebagaimana gambaran diatas? Wallaohu ‘alam bishawab.

PENYUSUN : ABU HAFSHA

Download Artikel Di Atas Klik Disini

Tidak ada komentar: